Terry Rompas terlihat tabah usai melihat jenazah anaknya,
Susana Famela Rompas, salah satu korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100.
Susana yang juga pernah
meraih gelar sebagai Putri Pariwisata 2008 itu dikatakan terlihat tampil
istimewa dalam peristirahatan
terakhirnya. Mengenakan baju pengantin, kalung dan juga sepatu, baju-baju
favoritnya juga disertakan di samping jenazahnya. Meskipun Terry tak menjelaskan
bagaimana Susana dapat mengenakan semua atribut itu.
"Iya dipakaikan baju yang kemarin
dibawa. Baju pengantin. Dipakaikan kalung... Ya pokoknya setengah pakai.
Baju-baju dia yang favorit diletakkan di sampingnya. Sepatu ditaruh di depan
kakinya... Di make up, komplit dengan bunga di kepala,” ungkap Terry di RS
Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (22/5).
Saat melihat jasad Susana, Terry didampingi sepupu Susana dan seorang
pendeta. Terry sudah pasrah dengan nasib yang dialami oleh keluarganya. Ia menyerahkan
segala urusan dalam kejadian ini pada Tuhan.
“Tuhan yang memberi, Tuhan yang
mengambil,” tandasnya.
Tak jauh berbeda dengan Terry Rompas, keluarga Kornel Sihombing juga
dilanda perasaan duka yang mendalam. Menurut kakak ipar Kornel, Briantina
Siska, jenazah Kornel dibungkus plastik dan dimasukkan dalam peti. Bagian atas
plastik dilapisi dengan sehelai kain kafan. Di atas kain itu diletakkan setelan
jas dan celana hitam serta kemeja putih.
“Ada sepatu juga ditaruh di bawah
celana. Jadi dibuat seperti orang yang berpakaian. Tadi kami tidak semua lihat
isi plastiknya. Kami juga diberikan dompet dan KTP milik Kornel yang ditemukan
di lokasi,” ungkap Briantina.
Ia menyatakan bahwa keluarga saat ini berusaha tegar dan tabah
menghadapi musibah yang menimpa Kornel. Istri Kornel, Indri, yang telah melihat
jenazah suaminya, memilih bungkam. Dia duduk menjauh dari keramaian rumah sakit
tersebut. Tersirat kesedihan di matanya meski ia berusaha tetap tegar.
Keluarga sebelumnya tidak tahu jika Kornel merupakan salah satu
penumpang Sukhoi karena pagi itu Kornel yang juga staf PT Dirgantara Indonesia
itu hanya berpamitan hendak meeting ke Jakarta. Keluarga mengetahui pesawat
yang ditumpanginya mengalami kecelakaan setelah dihubungi PT DI. Keluarga
sempat berharap Kornel ditemukan dalam keadaan selamat. Namun setelah beberapa
hari tak mendengar kabar Kornel lagi, keluarga akhirnya pasrah.
“Kami yakin Kornel selamat saat
itu. Namun, Tuhan berkata lain. Kami berdoa, Tuhan Yesus menyambut Kornel saat
kepergiannya,” ungkap wanita yang juga seorang pendeta itu.
Hingga saat ini kedua anak Kornel, Korin (12) dan Luhut (8) belum mengetahui
perihal kematian ayahnya meskipun mereka ikut ke Jakarta. Keluarga masih
merahasiakan hal ini
dari mereka.
“Dua anaknya ikut ke Jakarta,
tetapi mereka enggak tahu soal ini. Kami belum tahu bagaimana cara
menyampaikannya, kami tidak tega,” ujar Briantina.
“Kematian akan selalu membawa kesedihan yang mendalam bagi keluarga yang
ditinggalkan. Namun sebagai orang percaya, kehidupan setelah kematian adalah
suatu hal yang pasti dan tinggal menunggu waktu untuk dapat berkumpul kembali
karena kematian adalah suatu hal yang akan dihadapi semua umat manusia.”
SALAM DAMAI
LOG
SUMBER:
jawaban.com
No comments:
Post a Comment