Injil Matius menempatkan perumpamaan ini tepat sesudah peristiwa imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi menanyakan tentang kuasa Yesus. Sebaliknya Yesus membalas bertanya kepada mereka mengenai baptisan Yohanes, apakah dari surga atau dari manusia. Dan jawaban mereka adalah, "Kami tidak tahu." Jawaban Yesus terhadap pertanyaan mereka mengenai kuasa Yesus adalah, "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."
Ayah tersebut harus pergi ke anaknya yang kedua dengan permintaan yang sarna yaitu supaya pergi bekerja di kebun anggur. Anak yang satu ini, dengan menunjukkan adat ketimuran yang sopan, menjawab ayahnya dengan benar dan mengatakan, "Baik, bapa." Tetapi dia tidak pergi. Dia berjanji kepada ayahnya akan bekerja satu hari penuh. Tetapi janji ini hanya merupakan janji yang tidak dimaksudkan untuk ditepati.
Penafsiran :
Yesus langsung mengajukan pertanyaan yang tidak dapat dielakkan oleh pendengarnya, "Siapakah anak yang taat?" Imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi tidak dapat bersembunyi lagi di balik ketidaktahuan yang penuh pura-pura. Mereka terpaksa menjawab meskipun menyadari kalau perumpamaan ini berbicara tentang hirarki eklesiastik Israel. Mereka mengatakan bahwa anak yang semula menolak tetapi kemudian berubah pikiran itulah yang melakukan kehendak bapanya.
Anak kedua menggambarkan sikap para pemimpin agama pada zaman Yesus. Mereka adalah orang-orang yang melakukan segala sesuatu supaya dilihat oleh manusia: "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksudkan supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi" (Matius 23:5-7). Mereka adalah orang-orang yang tidak mempraktekkan apa yang mereka khotbahkan. Y ohanes Pembaptis datang dan menunjukkan jalan kebenaran kepada mereka. Mereka mendengarkan perkataannya tetapi tidak percaya. Mereka benar-benar menolak Yohanes. Tetapi mereka melihat bahwa pemungut cukai menerima pesan Yohanes dan dibaptiskan. Meskipun demikian, mereka menolak tujuan Allah untuk diri mereka sendiri, menolak dibaptis oleh Yohanes (Lukas 7:30).
Aplikasi dari perumpamaan ini bersifat dinamis. Pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal telah menolak untuk menaati kehendak Allah. Tetapi mereka berbalik kepada Allah di dalam ketaatan ketika mendengar pesan ten tang pertobatan. Mereka seperti anak yang mengatakan "Aku tidak mau," tetapi kemudian berubah pikiran dan pergi bekerja di kebun anggur. Mereka seperti Zakheus yang berkata kepada Yesus, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat" (Lukas 19:8).
Meskipun perumpamaan ini relatif singkat dan pesannya sederhana, pengajaran yang diajarkan oleh perumpamaan ini sama sekali tidak sepele. Perumpamaan ini terdiri dari pengajaran Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yaitu: menaati Firman Allah, memperhatikan suara-Nya, dan melakukan kehendak-Nya. Seperti yang dikatakan Samuel kepada Saul: "Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba-domba jantan" (I Samuel 15:22), demikian juga Yesus memerintahkan murid-murid-Nya: "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu" (Yohanes 15:14). Yesus sendiri berbicara mengenai ketaatan-Nya kepada Allah Bapa-Nya secara terbuka dengan mengatakan, "Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman" (Yohanes 6:38, 39).
SHARED BY
LOG
No comments:
Post a Comment