Pada suatu masa, hiduplah seorang yang amat gemar melakukan
kebajikan.
Suatu hari, sapi hitam peliharaannya melahirkan seekor anak sapi putih. Lalu dia bertanya kepada seorang bijak yang sangat terkenal tentang kejadian hari ini. Orang bijak itu berkata:”Ini pertanda baik! sebaiknya dipersembahkan kepada Tuhan.”
Tak tahunya setelah lewat setahun, si ayah menjadi tunanetra. tak lama kemudian lahir lagi seekor sapi putih. Dia mengutus anaknya pergi menemui kembali orang bijak tersebut, tetapi anaknya berkata: “dulu, ayah menjadi buta setelah bertanya kepada beliau. Sekarang, untuk apa lagi kita pergi?”
“Ucapan orang bijak sulit dicerna pada awalnya, tapi akan berakhir dengan kebenaran. Apalagi soal anugerah atau kemalangan yang sangat jelas diketahui oleh Beliau. Cepatlah kamu pergi bertanya!” ujar sang ayah.
Si anak segera pergi menanayai orang bijak tersebut.”Ini alamat baik!” jawab orang bijak tersebut ketika ditanya. Kembali lagi ia menyarankan untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Sepulangnya, si anak memberitahukan ayahnya, lalu sang ayah berkata:”Turuti saja apa yang dikatakan oleh Sang orang bijak.”
Kira-kira setahun kemudian, anaknya juga buta tanpa sebab. Berselang beberapa lama kemudian, terjadi peperangan dengan negara tetangga. para serdadu yang terkepung kehabisan ransum yang akhirnya terpaksa memakan daging manusia dengan buas.
Seluruh pemuda yang sehat dikerahkan menjadi pasukan perang. banyak diantara mereka gugur. Tinggal ayah beranak yang buta itu terhindar dari musibah peperangan.
Setelah perang usai, kedua ayah beranak itu dapat melihat kembali.
RENUNGAN:
Dibalik bencana ada sukacita.
Mungkin kita berpikir dibalik bencana ada kehancuran. Berapa kerugian materi akibat bencana itu? Berapa korban jiwa akibat bencana itu? Atau berapa orang sakit atau cacat tetap akibat suatu bencana? Bahkan biasanya kita akan menghitung kerugian jangka pendek dan jangka panjang akibat dampaknya suatu bencana terjadi?
Namun di dalam Tuhan Allah dapat mengubah suatu bencana menjadi sukacita. Karena Allah senantiasa turut bekerja dalam segala sesuatu, dalam bencana, dalam musibah, dalam kecelakaan, dalam kehancuran menjadi suatu berkat dan pemulihan yang jauh lebih besar nilainya daripada suatu kerugian-kerugian yang diakibatkan suatu bencana.
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, bukan keburukan, bukan kehancuran, namun suatu anugerah yang besar, yang nilainya jauh lebih besar dari pada musibah itu sendiri. Jadi sesungguhnya di dalam Tuhan tidak ada kehancuran, tidak ada malapetaka, tidak ada kerugian apapun, karena setiap peristiwa selalu mendatangkan kebaikan.
Mungkin saat ini kita sedang mengalami musibah, mengalami malapetaka, kehancuran, kerugian atau bencana apapun. Lihatlah Allah Dia sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Janganlah anggap suatu kehancuran itu adalah akhir dari segala sesuatu, karena dibalik kehancuran itu adalah awal kebaikan bagi kita.
Janganlah anggap kebangkrutan itu adalah malapetaka besar, sebab dibalik itu ada anugerah yang nilainya jauh lebih berharga dari pada kerugian yang harus ditanggung. Jangan pernah bersungut-sunggut, kecewa ataupun sakit hati oleh karena suatu bencana.
Marilah kita menganggapnya bahwa dibalik setiap malapetaka ada suatu anugerah yang besar.
Roma 8:28
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Tuhan Memberkati!
SALAM DAMAI
LOG
Suatu hari, sapi hitam peliharaannya melahirkan seekor anak sapi putih. Lalu dia bertanya kepada seorang bijak yang sangat terkenal tentang kejadian hari ini. Orang bijak itu berkata:”Ini pertanda baik! sebaiknya dipersembahkan kepada Tuhan.”
Tak tahunya setelah lewat setahun, si ayah menjadi tunanetra. tak lama kemudian lahir lagi seekor sapi putih. Dia mengutus anaknya pergi menemui kembali orang bijak tersebut, tetapi anaknya berkata: “dulu, ayah menjadi buta setelah bertanya kepada beliau. Sekarang, untuk apa lagi kita pergi?”
“Ucapan orang bijak sulit dicerna pada awalnya, tapi akan berakhir dengan kebenaran. Apalagi soal anugerah atau kemalangan yang sangat jelas diketahui oleh Beliau. Cepatlah kamu pergi bertanya!” ujar sang ayah.
Si anak segera pergi menanayai orang bijak tersebut.”Ini alamat baik!” jawab orang bijak tersebut ketika ditanya. Kembali lagi ia menyarankan untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Sepulangnya, si anak memberitahukan ayahnya, lalu sang ayah berkata:”Turuti saja apa yang dikatakan oleh Sang orang bijak.”
Kira-kira setahun kemudian, anaknya juga buta tanpa sebab. Berselang beberapa lama kemudian, terjadi peperangan dengan negara tetangga. para serdadu yang terkepung kehabisan ransum yang akhirnya terpaksa memakan daging manusia dengan buas.
Seluruh pemuda yang sehat dikerahkan menjadi pasukan perang. banyak diantara mereka gugur. Tinggal ayah beranak yang buta itu terhindar dari musibah peperangan.
Setelah perang usai, kedua ayah beranak itu dapat melihat kembali.
RENUNGAN:
Dibalik bencana ada sukacita.
Mungkin kita berpikir dibalik bencana ada kehancuran. Berapa kerugian materi akibat bencana itu? Berapa korban jiwa akibat bencana itu? Atau berapa orang sakit atau cacat tetap akibat suatu bencana? Bahkan biasanya kita akan menghitung kerugian jangka pendek dan jangka panjang akibat dampaknya suatu bencana terjadi?
Namun di dalam Tuhan Allah dapat mengubah suatu bencana menjadi sukacita. Karena Allah senantiasa turut bekerja dalam segala sesuatu, dalam bencana, dalam musibah, dalam kecelakaan, dalam kehancuran menjadi suatu berkat dan pemulihan yang jauh lebih besar nilainya daripada suatu kerugian-kerugian yang diakibatkan suatu bencana.
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, bukan keburukan, bukan kehancuran, namun suatu anugerah yang besar, yang nilainya jauh lebih besar dari pada musibah itu sendiri. Jadi sesungguhnya di dalam Tuhan tidak ada kehancuran, tidak ada malapetaka, tidak ada kerugian apapun, karena setiap peristiwa selalu mendatangkan kebaikan.
Mungkin saat ini kita sedang mengalami musibah, mengalami malapetaka, kehancuran, kerugian atau bencana apapun. Lihatlah Allah Dia sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Janganlah anggap suatu kehancuran itu adalah akhir dari segala sesuatu, karena dibalik kehancuran itu adalah awal kebaikan bagi kita.
Janganlah anggap kebangkrutan itu adalah malapetaka besar, sebab dibalik itu ada anugerah yang nilainya jauh lebih berharga dari pada kerugian yang harus ditanggung. Jangan pernah bersungut-sunggut, kecewa ataupun sakit hati oleh karena suatu bencana.
Marilah kita menganggapnya bahwa dibalik setiap malapetaka ada suatu anugerah yang besar.
Roma 8:28
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Tuhan Memberkati!
SALAM DAMAI
LOG
No comments:
Post a Comment