"Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Markus 4:30-34
"Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri."
Lukas 13:18-19
"Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi."
Matius menempatkan dua perumpamaan ini di dalam pasal tentang perumpamaan (Matius 13); sepertinya dia melakukan hal ini karena alasan topikal. Sebaliknya, Lukas memasukkan perumpamaan-perumpamaan ini di dalam bentuk narasi berjalan (Lukas 9:51-19:27), yang lebih banyak merefleksikan urutan sejarah, meskipun kita tidak dapat memastikan hal ini dengan beberapa cara. Kita dapat mengasumsikan bahwa Yesus mengajarkan kedua perumpamaan ini secara bersama-sama di dalam kesempatan yang sama.
Menabur dan Bertumbuh :
Dua puluh lima anak-anak sekolah bersama dengan guru mereka pergi ke Washington D.C. untuk melihat Gedung Putih. Ketika mereka kembali ke kelas, guru itu menyuruh setiap murid untuk menulis sebuah karangan singkat tentang tamasya ke Gedung Putih. Dua puluh lima karangan merefleksikan dua puluh lima aspek tempat tinggal kepresidenan. Satu anak menulis, "Gedung Putih adalah seperti ini," diikuti dengan penjelasan mengenai ciri yang paling relevan menurut penglihatan mereka. Anak yang lain menggunakan pendahuluan yang sarna di dalam karangannya, tetapi menggambarkan perspektif Gedung Putih secara keseluruhan dengan cara yang berbeda-beda,
Yesus memberitahu murid-murid-Nya karakteristik Kerajaan Allah yang banyak. Dia menjelaskan segi individual dari peraturan Kerajaan Allah melalui perumpamaan-perumpamaan. Jadi Dia memperkenalkan perumpamaan-Nya dengan frasa: "Kerajaan Allah adalah seperti .... "
Perumpamaan tentang biji sesawi sangat kontras dengan perumpamaan gandum dan lalang, di mana perumpamaan biji sesawi ini sangat singkat. Yesus menggambarkan ukuran biji sesawi yang menakjubkan hanya dengan beberapa kata ("pohon" di dalam Injil Matius dan Lukas; di dalam Injil Markus "sayuran") yang berkembang dari biji yang sangat kecil yang ditanam di kebun-kebun. Yesus menekankan perbedaan antara kecilnya biji dan besarnya sayuran dengan jelas. Dia tidak mengatakan sepatah katapun tentang kualitas biji sesawi. Dia dapat menyebutkan kegunaannya untuk makanan dan obat-obatan, warnanya dan rasanya, tetapi yang dimaksudkan perumpamaan ini bukanlah tentang kualitas.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW-vilwuL6ULygIyDJslIL5H1z9v1qDqCZqV4EoxX3SHMESHtsrCDQk_71gG3tH9zbS4LuVTWieuPACHKeyRs9AaP-whiJC4aQyj8EvdG8UN2EUyHZXKh-59tYf1f3ZjSpjuRH-q-ON60/s320/01-1.jpg)
Tukang kebun itu hanya mengambil satu biji sesawi. Sepertinya jari-jarinya terlalu besar untuk memegang sebutir biji yang sangat kecil. Dia menaburkan biji di ladangnya karena dia tahu bahwa biji yang kecil itu mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi tanaman yang seukuran pohon. Dia hanya memerlukan satu tanaman. Dan Dia mengetahui kekontrasan an tara biji dan tanaman. Sebenarnya, ukuran biji sesawi yang sangat kedl itu telah terkenal sejak abad pertama. Suatu kali Yesus mengatakan: " Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, ... " (Matius 17:20) . Baik Matius maupun Markus secara eksplisit mengatakan bahwa benih sesawi "adalah yang paling kecil dari semua benih yang lain". Karena itu, semua kekontrasannya sangat ditampakkan, karena kalimatnya diseimbangkan dengan penjelasan ten tang tanaman yang sudah tumbuh: "tanaman kebun yang sangat besar dan menjadi sebuah pohon." Biji itu benar-benar kecil, sebutir benih yang sangat kecil yang ditanam di ladang dan menjadi sebuah pohon. Suatu mujizat!
Yesus menyimpulkan perumpamaan ini dengan menyinggung bagian Perjanjian Lama yaitu Daniel 4:12 dan Yehezkiel 17:23 dan 31:6. Perikop dari Kitab Daniel ini dikenal oleh pendengarnya karena perikop ini menunjuk kepada mimpi Nebukadnezar ten tang sebuah pohon yang sedemikian kuat sampai ujungnya mencapai surga. Di tanah di bawah rimbunnya pohon itu ditemukan tempat bernaung, dan cabang-cabangnya dihinggapi burung-burung untuk bertengger. Yesus yang berbicara mengenai Firman Allah (Yohanes 3:34) mengajar di dalam Alkitab dengan menggunakan kata-kata kiasan verbal secara tidak langsung, dan mengundang perhatian terhadap perumpamaan Mesianik di dalam Yehezkiel 17:23, "Di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya".
Hasil Perumpamaan :
Pohonnya masih belum dewasa; masih dalam pertumbuhan. Kita melihat fenomena pertumbuhan pohon dan kita mengetahui bahwa Allah sedang bekerja mengembangkan Kerajaan-Nya. Kita mengetahui bahwa begitu banyak orang di bumi ini sampai tidak terhitung banyaknya belum mendengar berita baik tentang kasih Allah yang mengampuni. Seluruh bangsa sebenarnya belum memiliki naungan dan perlindungan yang diberikan oleh Kerajaan Allah. Cabang-cabang pohon harus terus bertumbuh dan meluas ke daerah-daerah yang masih membutuhkan Injil sehingga banyak orang akan menemukan perlindungan dan damai. Dan ketika Injil tentang Kerajaan Allah telah diberitakan untuk semua bangsa di dunia, kemudian akhir zaman akan tiba (Matius 24:14) dan pohon itu akan sepenuhnya bertumbuh.
Tuhan Memberkati
SHARED BY
LOG
No comments:
Post a Comment