Matius 13:13-31
"Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya:
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan
orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih,
tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang
lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang
pada cabang-cabangnya."
Markus 4:30-34
"Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah
itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi
yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala
jenis benih yang ada di bumi. Tetapi
apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala
sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga
burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." Dalam banyak perumpamaan yang semacam
itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak
berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala
sesuatu secara tersendiri."
Lukas 13:18-19
"Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin.
Sebab pada masa itu akan terjadi
siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan
Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi."
Yesus menceritakan dua perumpamaan untuk menunjukkan pertumbuhan fenomenal dari
Kerajaan Surga: perumpamaan ten tang biji sesawi dan perumpamaan ten tang ragi.
Kedua perumpamaan ini membentuk pasangan, dan benar-benar merupakan dua sisi
dari koin yang sarna. Perumpamaan ten tang biji sesawi menggambarkan
pertumbuhan kerajaan yang ekstensif, dan perumpamaan ten tang ragi menjelaskan
pertumbuhan kerajaan yang intensif.
Matius menempatkan dua perumpamaan ini di dalam pasal tentang perumpamaan
(Matius 13); sepertinya dia melakukan hal ini karena alasan topikal.
Sebaliknya, Lukas memasukkan perumpamaan-perumpamaan ini di dalam bentuk narasi
berjalan (Lukas 9:51-19:27), yang lebih banyak merefleksikan urutan sejarah,
meskipun kita tidak dapat memastikan hal ini dengan beberapa cara. Kita dapat
mengasumsikan bahwa Yesus mengajarkan kedua perumpamaan ini secara bersama-sama
di dalam kesempatan yang sama.
Menabur dan Bertumbuh :
Dua puluh lima anak-anak sekolah bersama dengan guru mereka pergi ke
Washington D.C. untuk melihat Gedung Putih. Ketika mereka kembali ke kelas,
guru itu menyuruh setiap murid untuk menulis sebuah karangan singkat tentang
tamasya ke Gedung Putih. Dua puluh lima karangan merefleksikan dua puluh lima
aspek tempat tinggal kepresidenan. Satu anak menulis, "Gedung Putih adalah
seperti ini," diikuti dengan penjelasan mengenai ciri yang paling relevan
menurut penglihatan mereka. Anak yang lain menggunakan pendahuluan yang sarna
di dalam karangannya, tetapi menggambarkan perspektif Gedung Putih secara keseluruhan
dengan cara yang berbeda-beda,
Yesus memberitahu murid-murid-Nya karakteristik Kerajaan Allah yang banyak. Dia
menjelaskan segi individual dari peraturan Kerajaan Allah melalui
perumpamaan-perumpamaan. Jadi Dia memperkenalkan perumpamaan-Nya dengan frasa:
"Kerajaan Allah adalah seperti .... "
Perumpamaan tentang biji sesawi sangat kontras dengan perumpamaan gandum dan
lalang, di mana perumpamaan biji sesawi ini sangat singkat. Yesus menggambarkan
ukuran biji sesawi yang menakjubkan hanya dengan beberapa kata
("pohon" di dalam Injil Matius dan Lukas; di dalam Injil Markus
"sayuran") yang berkembang dari biji yang sangat kecil yang ditanam
di kebun-kebun. Yesus menekankan perbedaan antara kecilnya biji dan besarnya
sayuran dengan jelas. Dia tidak mengatakan sepatah katapun tentang kualitas
biji sesawi. Dia dapat menyebutkan kegunaannya untuk makanan dan obat-obatan,
warnanya dan rasanya, tetapi yang dimaksudkan perumpamaan ini bukanlah tentang
kualitas.
Yesus menggunakan contoh dari kehidupan sehari-hari, Di dalam masyarakat kita
yang modern, tidak banyak orang yang mengenal masalah kebun, yang mereka kenal
adalah makanan kalengan, botolan dan makanan bungkusan. Tetapi pada zaman
Yesus, hampir setiap orang mempunyai tanah perkebunan sendiri. Bahkan pendeta
pun pada zaman itu memberikan sepersepuluh dari rempah-rempah selasih, adas
manis dan jintan - dari kebun mereka (Matius 23:23) . Sayuran sesawi selalu ada
di setiap kebun. Sayuran ini sangat sering ditanam di tanah yang merupakan
batas kebun karen a sayuran ini membutuhkan banyak tempat. Di dalam Injil
Matius, tukang kebunnya menanam biji sesawi di ladang, di dalam Injil Lukas
ditanam di sebidang tanah, dan di dalam Injil Markus di kebun.
Tukang kebun itu hanya mengambil satu biji sesawi. Sepertinya jari-jarinya
terlalu besar untuk memegang sebutir biji yang sangat kecil. Dia menaburkan
biji di ladangnya karena dia tahu bahwa biji yang kecil itu mempunyai kemampuan
untuk tumbuh menjadi tanaman yang seukuran pohon. Dia hanya memerlukan satu
tanaman. Dan Dia mengetahui kekontrasan an tara biji dan tanaman.
Sebenarnya, ukuran biji sesawi yang sangat kedl itu telah terkenal sejak abad
pertama. Suatu kali Yesus mengatakan: " Sesungguhnya sekiranya kamu
mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini:
Pindah dari tempat ini ke sana, ... " (Matius 17:20) . Baik Matius
maupun Markus secara eksplisit mengatakan bahwa benih sesawi "adalah yang
paling kecil dari semua benih yang lain". Karena itu, semua
kekontrasannya sangat ditampakkan, karena kalimatnya diseimbangkan dengan
penjelasan ten tang tanaman yang sudah tumbuh: "tanaman kebun yang sangat
besar dan menjadi sebuah pohon." Biji itu benar-benar kecil, sebutir benih
yang sangat kecil yang ditanam di ladang dan menjadi sebuah pohon. Suatu
mujizat!
Yesus menyimpulkan perumpamaan ini dengan menyinggung bagian Perjanjian Lama
yaitu Daniel 4:12 dan Yehezkiel 17:23 dan 31:6. Perikop dari Kitab Daniel ini
dikenal oleh pendengarnya karena perikop ini menunjuk kepada mimpi Nebukadnezar
ten tang sebuah pohon yang sedemikian kuat sampai ujungnya mencapai surga. Di
tanah di bawah rimbunnya pohon itu ditemukan tempat bernaung, dan
cabang-cabangnya dihinggapi burung-burung untuk bertengger. Yesus yang
berbicara mengenai Firman Allah (Yohanes 3:34) mengajar di dalam Alkitab dengan
menggunakan kata-kata kiasan verbal secara tidak langsung, dan mengundang
perhatian terhadap perumpamaan Mesianik di dalam Yehezkiel 17:23, "Di atas
gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan
berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu
bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah
cabang-cabangnya".
Hasil Perumpamaan :
Yesus mengajarkan Kerajaan Allah dengan menggunakan perumpamaan, mungkin
kelihatannya tidak penting dan tidak berarti, khususnya di daerah Galilea pada
abad 28 SM. Tetapi Injil Kerajaan diberitakan oleh seorang tukang kayu yang
beralih menjadi penginjil yang membawa pengaruh yang kuat terhadap dunia luas.
Pengikut-pengikut Yesus terdiri dari beberapa nelayan yang "tidak
terpelajar" yang diutus untuk menghasilkan murid-murid dari semua bangsa.
Pengikut-pengikut-Nya itu mengobarkan dunia dengan pesan keselamatan yang
sampai hari ini diberitakan di hampir semua bahasa yang dikenal di dunia. Benih
yang sangat kecil menjadi sebuah pohon yang sampai hari ini memberikan
perlindungan dan damai bagi setiap orang di mana pun juga. Dan pada waktu itu
masih belum dipergunakan.
Pohonnya masih belum dewasa; masih dalam pertumbuhan. Kita melihat fenomena
pertumbuhan pohon dan kita mengetahui bahwa Allah sedang bekerja mengembangkan
Kerajaan-Nya. Kita mengetahui bahwa begitu banyak orang di bumi ini sampai
tidak terhitung banyaknya belum mendengar berita baik tentang kasih Allah yang
mengampuni. Seluruh bangsa sebenarnya belum memiliki naungan dan perlindungan
yang diberikan oleh Kerajaan Allah. Cabang-cabang pohon harus terus bertumbuh
dan meluas ke daerah-daerah yang masih membutuhkan Injil sehingga banyak orang
akan menemukan perlindungan dan damai. Dan ketika Injil tentang Kerajaan
Allah telah diberitakan untuk semua bangsa di dunia, kemudian akhir zaman akan
tiba (Matius 24:14) dan pohon itu akan sepenuhnya bertumbuh.
Tuhan Memberkati
SHARED BY
LOG
No comments:
Post a Comment