Wednesday, May 23, 2012

Tidak Ada Yang Bisa Kita Lakukan Selain Kita Berserah ke Tuhan

Terry Rompas terlihat tabah usai melihat jenazah anaknya, Susana Famela Rompas, salah satu korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100. Susana yang juga pernah meraih gelar sebagai Putri Pariwisata 2008 itu dikatakan terlihat tampil istimewa dalam peristirahatan terakhirnya. Mengenakan baju pengantin, kalung dan juga sepatu, baju-baju favoritnya juga disertakan di samping jenazahnya. Meskipun Terry tak menjelaskan bagaimana Susana dapat mengenakan semua atribut itu.

"Iya dipakaikan baju yang kemarin dibawa. Baju pengantin. Dipakaikan kalung... Ya pokoknya setengah pakai. Baju-baju dia yang favorit diletakkan di sampingnya. Sepatu ditaruh di depan kakinya... Di make up, komplit dengan bunga di kepala,” ungkap Terry di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (22/5).

Saat melihat jasad Susana, Terry didampingi sepupu Susana dan seorang pendeta. Terry sudah pasrah dengan nasib yang dialami oleh keluarganya. Ia menyerahkan segala urusan dalam kejadian ini pada Tuhan.

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil,” tandasnya.

Tak jauh berbeda dengan Terry Rompas, keluarga Kornel Sihombing juga dilanda perasaan duka yang mendalam. Menurut kakak ipar Kornel, Briantina Siska, jenazah Kornel dibungkus plastik dan dimasukkan dalam peti. Bagian atas plastik dilapisi dengan sehelai kain kafan. Di atas kain itu diletakkan setelan jas dan celana hitam serta kemeja putih.

Ada sepatu juga ditaruh di bawah celana. Jadi dibuat seperti orang yang berpakaian. Tadi kami tidak semua lihat isi plastiknya. Kami juga diberikan dompet dan KTP milik Kornel yang ditemukan di lokasi,” ungkap Briantina.

Ia menyatakan bahwa keluarga saat ini berusaha tegar dan tabah menghadapi musibah yang menimpa Kornel. Istri Kornel, Indri, yang telah melihat jenazah suaminya, memilih bungkam. Dia duduk menjauh dari keramaian rumah sakit tersebut. Tersirat kesedihan di matanya meski ia berusaha tetap tegar.

Keluarga sebelumnya tidak tahu jika Kornel merupakan salah satu penumpang Sukhoi karena pagi itu Kornel yang juga staf PT Dirgantara Indonesia itu hanya berpamitan hendak meeting ke Jakarta. Keluarga mengetahui pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan setelah dihubungi PT DI. Keluarga sempat berharap Kornel ditemukan dalam keadaan selamat. Namun setelah beberapa hari tak mendengar kabar Kornel lagi, keluarga akhirnya pasrah.

Kami yakin Kornel selamat saat itu. Namun, Tuhan berkata lain. Kami berdoa, Tuhan Yesus menyambut Kornel saat kepergiannya,” ungkap wanita yang juga seorang pendeta itu.

Hingga saat ini kedua anak Kornel, Korin (12) dan Luhut (8) belum mengetahui perihal kematian ayahnya meskipun mereka ikut ke Jakarta. Keluarga masih merahasiakan hal ini dari mereka.

Dua anaknya ikut ke Jakarta, tetapi mereka enggak tahu soal ini. Kami belum tahu bagaimana cara menyampaikannya, kami tidak tega,” ujar Briantina.


Kematian akan selalu membawa kesedihan yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Namun sebagai orang percaya, kehidupan setelah kematian adalah suatu hal yang pasti dan tinggal menunggu waktu untuk dapat berkumpul kembali karena kematian adalah suatu hal yang akan dihadapi semua umat manusia. 


SALAM DAMAI
LOG


SUMBER:
jawaban.com




No comments:

Post a Comment