Sunday, March 11, 2012

Anda Suka Menyerah?



Kita pasti pernah berpikiran untuk menyerah ketika kita menghadapi sebuah masalah besar yang tidak dapat diselesaikan. Mungkin itu godaan dari masalah kerjaan, masalah rumah tangga, masalah dalam keluarga atau apapun itu masalahnya. Godaan godaan untuk membuat kita menyerah dan menggunakan pemikiran kita untuk lari dalam masalah yang sedang kita hadapi atau melarikan dari Tuhan atau mungkin godaan untuk mengakhiri hidup kita. Godaan itu pasti akan datang untuk menggoda kita. Tapi pertanyaannya adalah, boleh tidak kita menyerah?

Jawabannya ada di dalam diri kita sendiri. Tapi sebelumnya ini ada sebuah renungan yang mungkin dapat menjawab pertanyaan itu.

Ada sebuah penulis dari Rusia dan dia adalah seorang penulis yang terkenal. Dia bernama Alexander Solshenitsyn. Dalam cerita dia, dia ingin menceritakan sebuah pengalaman yang menjadi sebuah pengalaman hidup dia sendiri dan dia ingin mendorong kita untuk tidak menyerah dalam masalah yang kita hadapi.

Ceritanya berawal dari iman dia sendiri, dia dijebloskan ke dalam penjara di Rusia. Penjara yang dia dijebloskan bukan sebuah penjara yang kita pikirkan itu. Tapi di dalam penjara yang dia tempati itu, tahanan tidak diijinkan untuk berbicara sepata katapun, tidak ada sesuatu yang bisa dibaca dan juga tidak ada sesuatu dorongan untuk mempertahankan kehidupan. Penjara yang sadis bukan? Alexander berkata... “Tekanan dan tindasan dari situasi itu amat kuat sehingga dia merasa tidak mungkin dapat keluar dari penjara itu”.

Jadi apakah Alexander berpikiran untuk bertahan di dalam penjara itu dan menunggu sampai pengadilan di Rusia memberikan suatu pembebasan buat dia? Ternyata tidak!!! Alexander berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Tapi dengan bagaimana dia melakukan bunuh diri itu?  Ternyata dia berpikiran untuk melarikan diri, karena dengan cara melarikan diri, dia pasti akan ditembak mati dan akhirlah hidup dia. Karena itu cara yang paling mudah untuk mengakhiri hidup dia.

Ternyata imannya melarang dia untuk bunuh diri. Di pagi hari, semua tahanan di dalam penjara itu keluar untuk bekerja dan ketika hari sudah siang, semua tahanan beristirahat dan Alexander juga ikut beristirahat, dia beristirahat di bawah sebuah pohon. Tangannya diletakkan di punggung, bertumpu pada sebuah pohon itu dan bersiap siap untuk melarikan diri pada saat itu juga. Tapi tiba tiba tiba ada sebuah bayangan yang datang untuk menghampiri dia. Ternyata yang menghampiri dia adalah sesama tahanan di dalam penjara itu. Tahanan itu duduk di atas tanah di samping Alexander.

Karena di dalam penjara itu, semua tahanan dilarang untuk berbicara, jadi mereka berdua hanya diam diam saja di bawha pohon itu. Tapi tiba tiba Alexander melihat sesuatu yang luar biasa di mata temannya dan dia melihat sesuatu yang hidup di mata temannya yang juga belum lama masuk dalam tahanan itu. Dia belum pernah melihat sebuah wajah seperti itu yang memancarkan kasih dan sebuah kepeduliaan. Pandangan mata mereka beradu dalam sebuah keheningan hanya jiwa mereka yang mulai berkomunikasi. Tiba tiba orang itu mengambil sebuah carang kayu dan menggambar sebuah salib di atas tanah.

Alexander berkata “seketika itu, sebuah harapan yang baru menyembur deras dalam batinku. Yesus mengasihiku, Dia tetap memegang kendali. Keadaan bukannya tanpa harapan”.

Tiga hari kemudian, dia dibebaskan dari penjara itu. Saat itu juga dia mengetahui bahwa di luar penjara sana banyak orang yang mendoakan dia. Dia tahu dengan keyakinan kuat bahwa Tuhan berdaulat dan selalu ada harapan.

Kita tidak boleh menyerah. Mungkin kita dapat dipakai Tuhan untuk mengkomunikasikan harapan kepada orang lain, mungkin hanya dengan bahasa isyarat, tanpa menggunakan kata kata. Kita harus mengasihi, mendoakan dan saling menguatkan.

Sekarang jawaban dan keputusan ada di tangan anda, anda yang memutuskannya!!!
Tuhan memberkati


SALAM DAMAI,
LOG

No comments:

Post a Comment