Saturday, August 11, 2012

Renungan – Perumpamaan Benih yang Tumbuh

Markus 4:26-29
"Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.""

Penulisan di dalam Injil Markus tidak dikenal dalam bentuk percakapan; tetapi bentuk naratif di mana penulis menggambarkan Yesus secara gamblang sebagai seorang yang selalu bertindak. Markus tidak memasukkan bahan yang bersifat didaktik (mendidik), misalnya tulisan mengenai tanda-tanda akhir zaman (pasal 13) dan tiga perumpamaan tentang pertumbuhan (pasal 4). Markus tidak tertarik menambah jumlah perumpamaan. Dia ingin menunjukkan bahwa dia selektif di dalam memilih materi-materi yang tersedia. Markus memilih perumpamaan tentang penabur; benih yang tumbuh, dan perumpamaan ten tang biji sesawi. Perumpamaan-perumpamaan tersebut merinci penanaman benih, pertumbuhan, pendewasaan, pematangan dan penuaian dengan jelas. Markus menggunakan perumpamaan-perumpamaan untuk mengilustrasikan sifat Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Yesus.

Latar Belakang Perumpamaan
Karena perumpamaan ten tang benih yang tumbuh ini kurang rinei, kisah ini menjadi cerita yang sederhana. Di dalam perumpamaan ini tidak disebutkan mengenai persiapan tanahnya, curah hujan, sinar matahari, pengendalian terhadap lalang, atau pemupukan secara organik. Di dalam perumpamaan tentang penabur, kehidupan petani terlihat paralel, tidur pada waktu malam, dan aktif kembali pada pagi hari. Pada saat panen dia meletakkan sabitnya di atas biji-biji gandum.

Meskipun rincian-rincian di dalam perumpamaan ini penting karena menekankan tentang cara menabur, bertumbuh, dan menyiangi rumput, tetapi perumpamaan ini tidak menceritakannya secara rinei. Kita seharusnya tidak berasumsi kalau petani menghabiskan hari-harinya dengan bermalas-malasan. Tentu saja tidak; dia telah melakukan pekerjaannya, di mana waktunya telah habis banyak untuk membajak, memupuk, dan menyiangi rumput. Selain tugas harian tersebut, dia harus membeli dan menjual, merencanakan dan menyiapkan panen. Semua pekerjaan ini dijamin ada di dalam perumpamaan ini dan dapat dimengerti. Kita juga mencatat bahwa Allah akan menyediakan hujan yang diperlukan. Allahlah yang mengontrol semua elemen-elemen alam ini.

Tema pokok yang sebenarnya dari perumpamaan ini adalah Allah yang mengontrol semua elemen-elemen alam ini. Setelah menabur benih petani harus menyerahkan saat bertunas, bertumbuh, penyerbukan, dan pendewasaannya kepada Allah. Petani dapat menjelaskan proses pertumbuhan gandum, tetapi dia tidak dapat menerangkan kejadiannya. Sesudah gandum ditaburkan, biji itu menyerap udara yang lembab dari dalam tanah, menggembung, dan bertunas. Sesudah satu atau dua minggu, daun-daun yang masih kecil muncul ke permukaan; tumbuh-tumbuhan itu mulai bertunas dengan cepat, bertambah tinggi, dan bungkulnya mengembang. Kemudian, pada saat tanaman tersebut mati, warnanya berubah dari hijau menjadi warna keemasan; bijinya telah tua dan tibalah saatnya untuk menuai. Petani tidak dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan ini. Petani hanyalah seorang pekerja yang pada saat tertentu menabur dan menuai. Allahlah yang memegang rahasia kehidupan. Allahlah yang mengontrol kehidupan ini.

Penafsiran :
Perumpamaan benih yang tumbuh hanya ditemukan di dalam Injil Markus. Matius dan Lukas tidak menulisnya, dan kita tidak dapat menemukan informasi lebih lanjut yang lain selain yang ditemukan di dalam beberapa ayat di Injil Markus 4:26-29 . Perumpamaan ini didahului dengan kalimat, "Beginilah hal Kerajaan Surga itu."

Penafsiran dari perumpamaan ini sangat bervariasi. Beberapa komentator menerangkan kisah ini secara alegoris: Kristus telah menabur dan akan tiba musim menuai; bagian akhir dari perumpamaan ini menunjukkan pekerjaan Roh Kudus yang tidak terlihat di dalam gereja dan di dalam jiwa. Komentator yang lain menekankan hal-hal yang berikut ini: benih, masa pertumbuhan; panen; atau mengkontraskan antara menabur dan menuai. Semua penafsiran tersebut tentu saja - yang alegoris sekali pun (dengan persyaratan-persyaratan tertentu) - mempunyai kelebihan-kelebihan.

John Calvin melihat kepada Penulis perumpamaan ini dan kepada pelayan-pelayan Firman yang menaburkan benih. Calvin mengatakan bahwa jika mereka tidak melihat hasilnya dengan segera, mereka seharusnya tidak berkecil hati. Yesus mengajar mereka untuk bersabar dan mengingatkan mereka akan proses pertumbuhan di dalam alam ini. Sesudah memberitakan Firman, mereka dapat melakukan tugas biasa sehari-hari, sehingga mereka seharusnya tidak perlu repot dan resah - tidur pada malam hari dan bangun pada pagi hari dan melakukan pekerjaan yang harus dikerjakan. Pada saat gandum sudah tua barulah buah pekerjaan pengkhotbah tersebut akan segera tampak. Pelayan-pelayan Injil seharusnya berbesar hati dan melanjutkan pekerjaan mereka dengan keinginan yang besar dan dengan iman.

Allah yang mengerjakan proses persemian, pertumbuhan, dan penuaian benih. "Buah adalah hasil dari benih; akhir merupakan kelengkapan dari permulaan. Ukuran besar yang tidak terhingga berasal dari ukuran kecil yang tidak terhingga". Mengingat kembali kata-kata Paulus yang menggembirakan adalah baik di mana dia yakin akan hal ini, "Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." (Filipi 1:6).

Di dalam perumpamaan ini, petani hanya sebagai asisten di dalam pekerjaan Ilahi. Dia menabur benih dan hari demi hari melakukan pekerjaan yang perlu - dia pergi untuk bisnisnya. Dia yakin bahwa panen akan segera tiba. Sebenarnya dia mengetahui berdasarkan pengalaman berapa hari waktu yang diperlukan dari saat menabur sampai waktu menuai. Dan pada saat hasilnya telah tua dia tidak akan menunggu hari yang lain. Saat panen telah datang. Demikian juga, pelayan-pelayan Firman adalah pekerja Ilahi, memberitakan kabar baik tentang keselamatan di dalam Kristus Yesus. Semen tara Allah melakukan pekerjaan yang penuh rahasia yaitu pertumbuhan dan perkembangan, mereka harus menyingkir. Menurut waktu yang ditetapkan oleh Allah, panen akan tiba dan pelayan akan melihat hasilnya.

Perumpamaan tentang benih yang tumbuh ini benar-benar merupakan perumpamaan yang merupakan kejadian yang berurutan: masa menabur kemudian tibalah masa menuai. Manifestasi dari Kerajaan Allah adalah sesudah pelayanan Firman Allah yang penuh iman. Satu kejadian mengikuti kejadian yang lain, tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kuasa kerja Allah yang penuh rahasia. "Pengajaran dari perumpamaan ini adalah: kemenangan itu pasti; saat panen sudah hampir tiba dan akan segera tiba pada saat yang diputuskan di dalam rencana Allah yang kekal. Kemudian Kerajaan Allah akan dinyatakan dengan segala kemegahannya".

Kata-kata terakhir dari perumpamaan ini mengingatkan kepada Yoel 3: 13, "Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian." Tanpa diragukan lagi, pada akhirnya perumpamaan ini menunjuk kepada hari penghakiman, Menurut Wahyu 14:12-16 ketika Tuhan mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk mengumpulkan tuaian di bumi. Karena itu mereka yang diutus untuk memberitakan Firman harus belajar dari petani untuk bersabar. "Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya ... " (Yakobus 5:7). Kurang sabar merupakan karakteristik manusia. Ketidaksabaran ini pun ada di dalam penjelasan Yohanes tentang jiwa-jiwa yang telah dibunuh karena Firman Allah. Mereka berseru dengan suara nyaring, "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar ... ?" Dan jawaban yang mereka terima adalah bahwa mereka harus menunggu sedikit lagi (Wahyu 6:9-11). Allahlah yang mengontrol dan menentukan kapan saat untuk menuai tiba. Tidak ada seorang pun yang mengetahui hari dan waktunya, bahkan Yesus sendiri juga tidak mengetahuinya (Matius 24:36).


Tuhan Memberkati

SHARED BY
LOG

No comments:

Post a Comment